Kamis, 25 Februari 2010

Tipe anak ADHD

TIGA TIPE
Secara umum gangguan ini dapat digolongkan menjadi 3, yaitu;
* Tipe Predominantly Hyperactive-impulsive.
Ciri-ciri: tak bisa diam, berlarian, memanjat-manjat, terburu-buru menjawab meski pertanyaan belum selesai, tak sabar berada dalam antrean, dan sebagainya.
* Tipe Predominantly Inattentive.
Ciri-ciri: sulit memusatkan perhatian, ceroboh, sering kehilangan barang karena lupa, belum selesai mengerjakan sesuatu sudah ditinggal untuk mengerjakan hal lain.
* Kombinasi keduanya.
Ciri-ciri: menunjukkan ciri-ciri dari keduanya.

PENANGANAN TEPAT
Bila orangtua sudah menemukan salah satu atau beberapa ciri-ciri anak dengan gangguan ADHD, sebaiknya segera bawa anak ke ahlidalam hal ini psikolog/psikiateruntuk mendapatkan penanganan yang tepat. Prinsipnya, lebih baik orangtua "curiga" dahulu meski kemudian tak terbukti, daripada menunda kecurigaan dengan risiko penanganannya terlambat. Oleh psikolog/psikiater, anak dan orangtua akan diobservasi lebih lanjut dengan beberapa tes/pertanyaan. Bila memang terbukti anak mengalami kesulitan belajar karena ADHD, maka penanganan yang akan dilakukan adalah:
* Pemberian obat.
Bertujuan mengurangi sensitivitas transporter dopamin sehingga dopamin yang bisa diserap oleh reseptor lebih banyak. Dengan demikian diharapkan anak lebih bisa konsentrasi dan mempunyai kontrol diri. Jenis obat-obatan yang diberikan antara lain golongan amfetamin, aferadin, dexmethylphenidate, dan sebagainya. Pemberian obat ini harus dengan pengawasan dokter dan akan dihentikan bila dirasa cukup, jadi tak dikonsumsi anak selamanya.
* Terapi perilaku.
Seiring dengan pemberian obat, anak diminta menjalani terapi perilaku. Tujuannya, mengajari anak melakukan sesuatu sebagaimana mestinya. Seperti diketahui, anak-anak ini umumnya tak bisa duduk diam, memusatkan perhatian, mendengarkan orangtua/guru yang sedang berbicara, menggunakan alat tulis dengan benar, dan sebagainya.
* Remedial teaching programme.
Setelah anak lebih bisa memusatkan perhatian, maka diharapkan adanya remedial teaching programme. Program ini melibatkan pihak sekolah untuk mengejar ketertinggalan anak pada pelajaran yang diberikan.

Sumber : Majalah NAKITA, Narasumber: Dr. Tjin Wiguna, Sp.KJ.,dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar