Rabu, 31 Maret 2010

pengenalan autisme

1.Definisi Autisme

Kanner (Djohan, 2003) mengemukakan bahwa autisme berasal dari bahasa Yunani yaitu “autos” atau “sendiri” yang diartikan memiliki keanehan dalam bersosialisasi dengan dunia di luar dirinya. Banyak penderita dengan sindrom ini memiliki inteligensi rata-rata atau sering kali juga di atas rata-rata, tetapi umumnya mereka sudah didiskreditkan sejak awal.

Kartono dan Gulo (2003) mendefinisikan autisme sebagai kecenderungan pikiran-pikiran dan persepsi seseorang yang dipengaruhi oleh hasrat dan keinginannya serta dalam fantasi dan khayalan-khayalannya, dimana kenyataan objektif tidak terlihat karena adanya kecenderungan melihat dunia secara subjektif.

Sufehmi (2006) mengartikan autisme sebagai cacat pada perkembangan syaraf dan psikis manusia, baik sejak janin dan seterusnya, yang menyebabkan kelemahan dalam berinteraksi sosial, kemampuan berkomunikasi, perbedaan pola minat dan tingkah laku. Autisme cukup luas dan mencakup banyak hal.

Raka (2006) mendefinisikan autisme sebagai kumpulan gejala perilaku yang bervariasi pada setiap anak. Gangguan perilaku dapat berupa kurangnya interaksi sosial, penghindaran kontak mata, kesulitan dalam mengembangkan bahasa dan pengulangan tingkah laku. Utami (2001) mengemukakan bahwa autisme atau yang sering juga disebut dengan kelainan autis merupakan kelainan yang terjadi pada jaringan otak, dimana anak-anak penderita kelainan ini biasanya menunjukkan perilaku “tak peduli” pada lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.

Chaplin (2002) mendefinisikan autisme sebagai cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau diri sendiri, dimana penderita menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri dan menolak realitas, serta keasyikan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri. Anak autistik adalah anak dengan kecenderungan diam dan suka menyendiri yang ekstrim. Anak autistik bisa duduk serta bermain-main selama berjam-jam lamanya dengan jari-jarinya sendiri atau dengan serpihan-serpihan kertas. Tampaknya anak tersebut tenggelam dalam satu dunia fantasi batiniah sendiri. Autisme merupakan suatu kecatatan perkembangan yang dengan mantap mempengaruhi komunikasi lisan dan non lisan serta interaksi sosial pada usia di bawah 3 tahun yang berdampak pada perolehan pendidikan anak, dimana anak tersebut sering melakukan pengulangan aktifitas, penolakan terhadap perubahan lingkungan atau perubahan rutinitas harian dan tanggapan yang tidak lazim terhadap perasaan (Tanpa Nama, 2005).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa autisme merupakan kecenderungan perilaku pada anak, dimana anak tersebut kurang dalam berinteraksi sosial, menghindari kontak mata, kesulitan dalam mengembangkan bahasa, sering mengulang tingkah lakunya serta kecenderungan melihat dunia secara subjektif dan menolak realitas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar